Kamis, 22 September 2011

Kejadian Keamanan Teknologi Informasi di Indonesia

Gangguan Sistem Garuda karena Sabotase Karyawan?

Hasan Kurniawan - Okezone, Kamis,14 Juli 2011 15:37 wib

JAKARTA - Gangguan sistem komputerisasi maskapai Garuda Indonesia di bandara Internasional Soekarno Hatta diduga karena sabotase karyawan. Informasi yang beredar menyebutkan, karyawan Garuda Indonesia sengaja melakukan hal itu sebagai buntut protes dari kekecewaan karyawan terhadap kesenjangan upah.

Hari ini, Kamis (14/7/2011), penumpang Garuda Indonesia menumpuk di terminal 2 F Bandara Soekarno Hatta. Penumpang yang ingin check-in mengalami gangguan komputer untuk memasukan data penumpang, down sejak pukul 10.00 WIB.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Garuda terkait permasalahan tersebut. Bahkan Juru bicara Garuda Indonesia, Pudjobroto, menurut Informasi sedang berada di luar kota. “Sudah dua hari yang lalu, pak Pudjo ke luar kota,”kata seorang resepsionis kantor Garuda Indonesia yang ditemui okezone di bandara Soekarno Hatta. Pesawat telepon Pudjo pun sulit untuk dihubungi wartawan.

Sementara itu, menurut orang dalam Garuda Indonesia yang tidak ingin disebutkan namanya, kemungkinan besar gangguan tersebut adalah sabotase dari karyawan. Ada kemungkinan hal itu adalah kekecewaan karyawan khususnya pilot-pilot lokal yang tidak terima dengan perbedaan gaji antara pilot lokal dengan pilot asing. “Dari kemarin memang ada kabar akan ada semacam aksi, “ kata sumber tersebut.

Diberitakan, PT Garuda Indonesia memang mengklaim bahwa gaji pilot asing lebih tinggi dari pilot lokal. Hal ini karena pilot asing tidak ditanggung asuransi dan pensiunnya, berbeda dengan pilot lokal.

Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar, juga akan memberi kejelasan pada semua pihak yang berkepentingan, termasuk seluruh pilot Garuda untuk membahas masalah kesenjangan gaji tersebut. Emir juga menjanjikan bahwa kontrak pilot asing yang ada pada Garuda ini hanya bersifat sementara dan sudah akan selesai sebelum 2015.

Pilot-pilot lokal Garuda sebelumnya juga melakukan unjuk rasa dan mengancam mogok terbang jika permintaan mereka tidak dipenuhi dalam tempo dua minggu. Mereka meminta manajemen meningkatkan gaji mereka karena dianggap tidak sepadan dengan gaji pilot-pilot asing, termasuk dengan pemberian fasilitas-fasilitas khusus kepada mereka.

Gaji pokok kapten di Garuda yang baru diangkat sekira Rp33 juta ditambah Rp10 juta per bulan, tergantung jam terbang. Sedangkan gaji pokok pilot asing USD9.000 ditambah biaya akomodasi USD1.200. Saat ini, ada 700 pilot lokal yang berstatus tetap dan 100 orang pilot yang berstatus kontrak. Sementara tenaga kerja asing termasuk pilot dan first officer sekira 40 orang. (ugo)


RSU dr Soetomo Sangkal Ada Pengeroyokan Terhadap Taufik 'Monyong'

Zainal Effendi - detikSurabaya, Kamis, 14/04/2011 16:00 WIB

Surabaya - Manajemen RSU dr Soetomo menyangkal pernah terjadi pengroyokan dan pemukulan terhadap Taufik 'Monyong' seperti yang ramai diberitakan. Sebaliknya seniman nyentrik itu dituding yang melakukan pemukulan.

Demikian disampaikan Ketua Forum Pers RSU dr Soetomo, dr Urip Moertedjo. Kepada wartawan, dr Urip Moertedjo membeberkan kronologi yang terjadi. Awal kejadian bermula saat sistem komputer rumah sakit mengalami problem sehingga harus dilakukan proses manual yang menyebabkan antrean panjang.

"Sehingga saudara Taufik yang membawa pasien dan bukan keluarganya tidak puas. Dan yang terlibat miscommunication bukan kasir tapi petugas Customer Service (CS)," kata dr Urip di Ruang Direktur RSU dr Soetomo, Kamis (14/4/2011).

Taufik menurutnya tetap ngomel dan melontarkan kata-kata yang tidak pantas. Bahkan Taufik disebutkan mencolek sang petugas CS tetapi berhasil dihindari. "Saat mengelak itulah tangan CS kena Taufik. Bukan pemukulan yang mengenai wajah yang kemudian membuat Mas Taufik marah. Karena takut, CS meminta tolong kepada petugas Satpol PP dan dilerai," imbuhnya.

Saat melerai kata Urip, Satpol PP mematahkan salah satu asesoris milik Taufik. "Tapi saat melerai tidak ada pemukulan. Justru Mas Taufik memukul Satpol PP, terkena muka," katanya.

Bahkan saat visum di tempat netral, di RS Bhayangkara Polda Jatim, kata dr Urip, tidak ditemukan bekas pemukulan pada diri Taufik. "Jusru petugas kami yang terdapat bekas luka pukulan," jelasnya.

Urip dalam kesempatan ini juga meminta maaf terhadap layanan IT yang membuat layanan terganggu dan tidak nyaman. Karena kasusnya sudah berkembang, dr Urip memilih menyerahkannya kepada pihak kuasa hukum rumah sakit.

"Kami tidak tahu, terserah pengacara yang sudah ditunjuk. Tapi intinya, petugas kami tidak melakukan pemukulan. Justru petugas kami yang menjadi korban pemukulan," tandasnya.

Kronologi versi RSU dr Seotomo itu berbeda dengan versi Taufik yang diungkapkan di depan anggota Komisi E DPRD Jatim. Dalam pertemuan itu Taufik menceritakan kejadian yang berawal saat dia mengantar seorang pasien asal Madura bernama Tari yang menderita tumor pada leher dan paha.

Setelah lama menunggu di ruang poli jantung untuk membayar, ada kabar bahwa komputer kasir macet. Melihat itu Taufik menyarankan agar sistem pembayaran dilakukan secara manual saja mengingat masih banyak pasien yang mengantre termasuk seorang ibu hamil di sampingnya.

Tetapi pegawai kasir malah memandang sinis ke Taufik karena penampilannya yang ala kadarnya khas penampilan seorang seniman. Karena tak dipedulikan, Taufik kesal dengan mengatakan bahwa kalau pelayanannya seperti itu, lebih baik dia pergi ke dukun.

Taufik juga mengatakan bahwa jika gaji kurang pegawai berdemo, tetapi dalam memberikan pelayanan seperti tempe.

"Petugas itu kemudian memanggil petugas lain bernama Suaib. Tetapi saya tetap berkata ke ibu itu sambil menunjuk badge propinsi yang dipakainya. Saya berkata ibu seharusnya malu," kata Taufik.

Mendadak, dua bogem dilayangkan ibu yang bernama Wika itu ke wajah dan bibir Taufik. Untuk selanjutnya, tanpa dikomando sedikitnya 6 orang pegawai mengeroyok Taufik.

Kalung dan kain ulos yang dipakai Taufik putus dan sobek akibat dikeroyok. Insiden itu akhirnya dilerai oleh seorang tentara. Taufik kemudian disuruh masuk ke sebuah ruangan bersama seorang polisi dan salah satu pegawai lain.

Pegawai itu meminta agar kasus tersebut diselesaikan secara musyawarah alias dama, tetapi ditolak. Taufik akhirnya melaporkan kekerasan itu ke Polsek Gubeng. Tak hanya itu, Taufik yang sudah didampingi kuasa hukum dari M Sholeh and Partner itu juga mengadu ke Komisi Pelayanan Publik.(gik/gik)


"Hati-Hati! Ada Voucher/Tiket Palsu Bruno Mars"

Maria Cicilia Galuh - Okezone, Sabtu, 2 April 2011 - 14:31 wib

JAKARTA - Penjualan tiket konser palsu secara online saat ini memang sedang marak. Hal ini terjadi lagi saat berlangsung penukaran voucher atau tiket Konser Bruno Mars.

Penukaran voucher tiket konser Bruno Mars sedang berlangsung di kediaman Adrie Subono, Jalan Taman Metro Alam PL1, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (2/4/2011).

Pada saat penukaran itulah, beberapa voucher palsu ditemukan. Adrie Subono pun langsung memberi peringatan kepada masyarakat agar berhati-hati dan jangan ragu untuk memberitahunya jika menemukan voucher palsu ini.

Ati2 voucher/tiket palsu...hari ini udah diketemuin voucher BRUNO MARS palsu ....yg pasti yg beli udah rugi 1,2 jt..!!,” tulis Adrie lewat akun Twitter pribadinya, seperti dikutip okezone.

Adrie menduga, beberapa penggemar Bruno Mars tersebut membeli tiket secara online kepada penjual yang tidak bertanggung jawab. Sayangnya, Adrie Subono selaku promotor dari Java Musikindo, belum bisa dikonfirmasi mengenai masalah ini.

Konser Bruno Mars akan diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta, Selasa, 5 April 2011. Untuk penukaran voucher tiketnya akan berlangsung hari ini dan besok, mulai pukul 10.00 WIB - 16.00 WIB, di kediaman Adrie Subono.(nov)

Sumber:

http://news.okezone.com/read/2011/07/14/338/479848/gangguan-sistem-garuda-karena-sabotase-karyawan

http://surabaya.detik.com/read/2011/04/14/160044/1617628/466/rsu-dr-soetomo-sangkal-ada-pengeroyokan-terhadap-taufik--monyong-

http://music.okezone.com/read/2011/04/02/386/441652/hati-hati-ada-voucher-tiket-palsu-bruno-mars